BAPAK

4 Desember 2010


Sudah ratusan kali aku melihat Mama -panggilan untuk wanita yang melahirkanku, menangis karena mengingat Bapak. Ya, Bapak adalah sesosok lelaki tegap, tampan, dan sangat bersahaja. Sikapnya yang tegas, membuat kami anak-anaknya tunduk dan hormat pada Bapak. Bapak tidak gila hormat, tapi beliau begitu berwibawa sehingga kami jadi segan. Bapak juga tidak membuat jarak pada kami, dan kami tidak sungkan untuk menggelayut di dadanya. Pun hingga kami, tiga dara-nya beranjak dewasa..

Bapak terlahir dari keluarga sederhana. Tidak kaya, tetapi juga tidak miskin. Bapak sering bercerita, beliau mendapat tugas dari Simbah untuk mencari rumput di lapangan sebagai makanan kuda. Simbah memiliki beberapa kuda kala itu. Tidak hanya mencari rumput, Bapak juga bertugas menjaga adik-adiknya yang masih kecil. Bapak adalah putra pertama dari 6 bersaudara. Mungkin dari sini lah, muncul sifat Bapak yang dewasa, melindungi dan bertanggungjawab.

Menginjak dewasa, Bapak kuliah di Kota Pelajar. Bapak bercerita, untuk menambah uang saku, Bapak menjadi guide bagi para turis yang berwisata ke Kota Keraton itu. Kata Bapak, hasilnya cukup lumayan, karena Bapak dibayar dengan mata uang asing. Sikap Bapak yang ramah menjadi senjata yang cukup ampuh untuk menjalin komunikasi yang baik dengan para wisatawan. Tak jarang, hubungan itu tidak selesai di situ saja. Bapak masih berkawan dengan mereka yang sudah kembali ke negaranya masing-masing. Dan Bapak masih menyimpan surat-surat dari mereka. 

Aku ingat, dulu ketika masih SD, Bapak membacakan surat dari teman-temannya yang berbahasa Inggris dan diterjemahkan ke Bahasa Indonesia. Kadang, Bapak tertawa terbahak-bahak bila mengingat kejadian yang lucu bersama kawan-kawan asingnya itu. Dan kadang, Bapak juga tertunduk sedih mengingat mereka, kawan yang sudah lama tidak dijumpai, terpisah oleh jarak dan waktu..

Sore itu..aku melihat Mama, dengan tatapan kosong menatap ke depan. Ya, aku tahu, Mama sedang mengenang Bapak. Bapak memang tidak bisa begitu saja dilupakan. Bahkan kalo boleh bilang, belum ada sosok lelaki yang bisa menggantikan posisi Bapak di hatiku. Pun dihati Mama dan kakak adikku. Beliau tidak banyak bicara, tapi selalu bertindak dengan tepat dan tidak pernah mengecewakan kami. Tidak ada janji-janji palsu, yang ada pembuktian diri bahwa Bapak bisa membahagiakan kami semua.  

Cinta Mama kepada Bapak begitu besar. Bahkan untuk mengukur luas, dalam, tinggi nya pun aku tidak bisa. Bulan ini, menjelang tahun ke-9 Bapak meninggalkan kami untuk selama-lamanya, tidak terbersit sedikit pun di pikiran Mama untuk mencari pengganti Bapak. Yang ada adalah bagaimana Mama bisa mewujudkan mimpi mereka berdua, seorang diri..


Dedicated to Bapak, lelaki terhebat dalam hidupku..

http://groups.yahoo.com/group/lingkungan/message/12115

0 komentar:

Posting Komentar