The Wedding

13 Juni 2011

Morning All,

Pagi ini cerah banget. Mm..aku akan mulai lagi menulis tentang apa saja, setelah vakum berbulan-bulan. Terinspirasi oleh blog seorang teman, yang aku sama sekali tidak menyangka bahwa dia bisa membuat blog secantik itu.. Salut.

Tahun ini mungkin tahun yang baik bagi banyak orang untuk menikah. Termasuk beberapa teman dekatku. 



1. Nenny 
Dia teman kos dulu waktu kuliah. Masuk kuliah dan kos di tahun 2003 dan lulus tahun 2007. Aku ingat betul, awal mula dia mulai tinggal di kos "Kaduk Manis" di samping Kampus ISI Solo. Gayanya yang childish, giginya yang gigi kelinci, kacamata yang tidak pernah dia lepaskan (kecuali pas mandi aja), suka ngiler kalo pas tidur, selalu jadi bahan olok-olokan kalo pas ngobrol, atau suka dikerjain untuk beli makanan buka pas bulan puasa.. Nenny yang nggak pernah marah, Nenny yang pinter masak, Nenny yang kreatif, akhirnya mau nikah juga kamu ya, Nduk. Pacaran udah cukup lama dengan calon suaminya, sejak kuliah dulu. You both, rocking Menduuut..

2. Beti
Teman paling dekat saat kuliah. Cantik, alisnya tebal (inilah daya tarik khas nya), pendiam, tapi narsis banget sebenernya. Sangat easy going dan smart. Oya, kami suka nongkrong di HIK (=angkringan) dekat kosnya. Hehehe.. Pernah suatu kali, di awal kuliah dulu, aku dan sahabatku yang lain, Retno namanya, mudik ke kota halaman tercinta (bukan kampung halaman lho..^_^) dengan menggunakan sepeda motor. Nha, si Beti ini tetap stay di kosannya karena jadwal pulang ke kotanya baru besok. Baru seperempat jalan, ban motor yang kami naiki ternyata bocor. Lalu kami berhenti dan mencari tukang "tambal ban" untuk menggantinya. Karena waktu tunggu menambal ban ini cukup lama, aku dan Retno iseng-iseng ke wartel yang letaknya bersebelahan dengan tukang tambal ban. Kami menelepon kos Beti (waktu itu belum jaman handphone, sudah ada beberapa yang punya, namun kebetulan kami tidak punya). Aku memberi kabar kepada Beti bahwa motor kami ban nya bocor. Di ujung sana, Beti menangis sesenggukan. Aku tidak tau mengapa. Gagang telepon aku berikan kepada Retno, mungkin Beti mau mengungkapkan alasan menangisnya kepada Retno. Tapi tetap nihil. Beti bilang, dia hanya ingin menangis.. 5 hari kemudian, sebuah duka yang sangat mendalam dialami oleh aku dan seluruh anggota keluargaku. Bapak kami, meninggal dunia. Beti, yang kemudian juga datang melayat, menangis tak terbendung. Mungkin itulah firasat yang dirasakannya pada saat itu..
Beti, my sister, I miss you so.. Akhirnya berujung juga ya. Setelah dulu menjalin hubungan dengannya (teman ku  satu kampus juga), dan kini mendapat Mas yang sekarang. Perjalanan panjang ini semoga berakhir indah. Segala doa kebaikan aku kirimkan untukmu. Semoga bahagia selalu, dunia akhirat. Amin.

3. Lasty
Tutiiiiiikkk..itu panggilan sayangku padanya. Lasty yang dulu anak yang keliatannya super kalem, alim, pendiam, ternyata kebalikannya. Gayanya yang 'nyablak', penampilannya yang ndeso (asli Jekardeeh, tapi kulit item, dandanan ga modis,aaarrgghhh parah!), keceriaan dan suara cempreng (melengking) yang menunjukkan ciri khasnya.
Aku, Tutik dan satu teman lagi Tantri, mulai akrab ketika kami dimasukkan dalam satu departemen yang sama dan satu ruangan. Banyak hal yang sudah aku, Tutik, dan Tantri bagi bersama. Sedih, susah, dan gembira. Termasuk cerita tentang hubungannya dengan seorang Towo. Dan akhirnya sekarang akan memulai ke jenjang yang lebih tinggi.
Tiiikkk..kayaknya kalo ke Jekardeeh aku kejauhan deh. Happy wedding ya. Semoga benar-benar terwujud sebuah keluarga seperti yang kamu dan Towo impikan. Kapan-kapan, kalo aku main-main ke sana, jemput di bandara ya Say.. Miss You so much..